Minggu, 08 Mei 2016

Diskursus Metode

Judul: Diskursus Metode


Penulis: Rene Descartes
Penerbit: Ircisod 
Tebal: 106 halaman
Kondisi: Segel/Baru
Harga: Rp. 35.000 

Sesudah Renaisans di kawasan Eropa, muncul gelombang cara berpikir baru yang disebut dengan "zaman modern". Rene Descartes adalah salah satu pemikir sekaligus perintis paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Barat modern. Pemikirannya yang sangat revolusioner telah membuat sebuah revolusi filosofis. Dengan Descartes, filsafat tidak lagi bertolak dari esse (ada), melainkan conscientia (kesadaran).

Cogito ergo sum (aku berpikir, maka aku ada) adalah ungkapan yang sangat populer dari seorang Descartes dan menjadi tanda dimulainya zaman modern. Kata-kata itu jugalah yang menobatkannya sebagai bapak filsafat modern.

Filsafat modern lebih mengacu pada cara yang digunakan dalam proses berpikir untuk mencapai sebuah kebenaran baru. Artinya, titik tolak filsafat adalah subjek yang mengerti, memahami, dan menyelidiki objek sehingga dapat diperoleh sebuah kebenaran baru. Dengan demikian, berfilsafat tidak lagi berangkat dari objek, melainkan dari subjek.

Buku dengan judul Diskursus dan Metode ini hendak menjawab pertanyaan khalayak ramai yang ingin mengetahui sederet pemikiran Descartes. Salah satu buah pikirannya, yakni hidup yang benar didasarkan pada kaidah-kaidah pengetahuan, sampai kini masih dipegang kalangan filsuf sebagai sebuah ajaran, petuah, dan hampir dianggap sebagai kebenaran tunggal.
Setidaknya, ada tiga tahap pemikiran Descartes dalam mencari kebenaran sejati.

Dimulai dengan langkah-langkah metodis, menyaksikan pendapat-pendapat yang (menurut dia) keliru. Itu dianggap sebagai kebenaran lama yang sudah disepakati masyarakat. Tahap pertama ini merupakan langkah awal landasan cogito-nya.

Untuk landasan filosofisnya (kesadaran), dia menguji pemikirannya bahwa dia bisa tahu tidak sedang tidur dan bermimpi. Antara keadaan sadar dan mimpi tidak ada perbedaan atau batas yang benar-benar tegas dan jelas (distinct).

Langkah selanjutnya, Descartes kembali berpikir adakah sesuatu (objek) yang tidak dapat diragukan lagi keberadaannya. Dia sendiri mengajukan tiga hal, yaitu gerak, jumlah, dan besaran (matematika). Namun, dia kembali meragukannya karena kadang-kadang merasa salah ketika menghitung. Akhirnya, diambil kesimpulan bahwa dia ragu-ragu karena dia berpikir.

Tidak mungkin dia ragu-ragu jika dia tidak berpikir. Kemudian dia mengungkapkan, jika "aku berpikir" ada, berarti "aku" ada, sebab yang berpikir itu aku.

Metode itulah yang disebut dengan cogito ergo sum, aku berpikir, karena itu aku ada. Inilah yang menjadi kritik Cartesius atas cara berpikir lama. Jika hendak menemukan kebenaran sejati, seseorang harus mau memperbaiki hidupnya, cara pandangnya, metode pencariannya, untuk mencapai sebuah kebenaran baru. Dia juga harus merombak kebenaran lama yang salah.

Rene Descartes, melalui pemikiran-pemikirannya yang tertuang dalam buku ini, menantang seraya menyihir pembacanya agar menjadi seorang le maitres et possesseurs de la nature, pangeran yang gilang-gemilang dengan cahaya ilmu dan menjadi penguasa dunia. Ini sebuah refleksi filosofis terhadap pemikiran Rene Descartes dalam hubungannya dengan kodrat manusia.

Buku ini diawali dengan pembahasan perihal ilmu pengetahuan sampai bukti-bukti keberadaan Tuhan dan jiwa manusia. Masih banyak lagi ilmu yang akan sangat bermanfaat dibahas di dalam buku ini. Pada akhirnya, pembaca akan menemukan diskursus tentang metode untuk mengarahkan penalaran dengan baik dan mencari kebenaran dalam ilmu-ilmu pengetahuan, termasuk mencari bukti-bukti keberadaan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar